Monday, 17 February 2025

Kapolsek Pakualaman Pimpin Pengamanan Kunjungan Siswa Dikmapa PK Prosus TNI 2025 di Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman

 


Kapolsek Pakualaman, AKP Margono, S.H., M.A.P., beserta anggotanya melaksanakan pengamanan kegiatan kunjungan dari Siswa Dikmapa PK Prosus TNI 2025 di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman, Jl. Bintaran Wetan No.3, Gunungketur, Pakualaman pada hari Senin, 17 Februari 2025 pagi.

 

Kegiatan kunjungan ini dipimpin oleh Komandan Sekolah Pa PK Prosus TNI, Kolonel Inf. Jarot Edi Purwanto, S.I.P., M.Si., dengan jumlah 311 siswa dan 40 pembina. Mereka menggunakan kendaraan transportasi truk dinas Akademi TNI sebanyak 15 truk, 7 Kijang, 2 ambulans, dan 1 mobil dinas pengawalan PM. Dalam pengamanan ini, personel Polri ditempatkan di lokasi kegiatan dan penggal-penggal jalan sepanjang rute untuk memperlancar perjalanan.

 

Sambutan oleh Kapten CAJ Suroso menyampaikan selamat datang kepada para siswa dan siswi Pa PK Prosus TNI 2025 di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman. Ia menerangkan sejarah singkat tentang berdirinya museum ini. Museum Sasmitaloka Panglima Besar adalah museum sejarah dengan koleksi mengenai perjuangan Jenderal Sudirman. Kata "sasmita" berasal dari bahasa Jawa, yang berarti "pengingat", "mengenang", sedangkan "loka" berarti "tempat". "Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman" artinya merupakan tempat untuk mengenang pengabdian, pengorbanan, dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman.

 

Pada masa Hindia Belanda, gedung ini dipergunakan sebagai rumah dinas Mr. Wijnchenk, seorang pejabat keuangan Pura Paku Alaman. Pada masa pendudukan Jepang, rumah ini dikosongkan dan perabotnya disita. Setelah Indonesia merdeka, selama 3 bulan gedung ini digunakan sebagai Markas Kompi "Tukul" dari Batalyon. Pada tanggal 18 Desember 1945 sampai tanggal 19 Desember 1948, gedung ini menjadi kediaman resmi Jenderal Sudirman, setelah dilantik menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat.

 

Pada masa Agresi Militer Belanda II, gedung ini digunakan sebagai Markas "Informatie Geheimen Brigade T" tentara Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan RI 27 Desember 1949, gedung ini digunakan sebagai Markas Komando Militer Kota Yogyakarta, Asrama Resimen Infanteri XIII dan Penderita Cacad.

 

Sejak 17 Juni 1968 sampai 30 Agustus 1982, gedung ini digunakan sebagai Museum Angkatan Darat. Setelah dipandang gedung tidak representatif untuk museum, maka menempati gedung baru di Markas Korem 072/Pamungkas di Jl. Jend. Sudirman 76 dan dipergunakan sebagai memorial museum "Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman", berdasarkan Surat Keputusan Kasad No.: Skep/574/VII/1982.

 

Pada tanggal 30 Agustus 1982, bersamaan dengan peresmian Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, diresmikan pula Museum Sasmita Loka Pangsar Jenderal Soedirman ini oleh Kasad Jenderal TNI Poniman.

 

Untuk melestarikan dan mewariskan nilai-nilai luhur perjuangan, pengabdian, dan jasa Jenderal Sudirman kepada bangsa dan negara yang telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional, maka kediaman tersebut diabadikan sebagai Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman.

 

Selesai memberikan arahan, dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman dengan mengenalkan beberapa tata ruang dan koleksi yang ada di museum.

 

Kapolsek Pakualaman, AKP Margono, S.H., M.A.P.,  mengatakan setelah selesai kegiatan di Musiun kegiatan diteruskan ke TMP Kusuma Negara, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, kemudian dilanjutkan menuju ke Kabupaten Gunungkidul.

 

Pelaksanaan kunjungan rombongan para siswa Dikmapa PK Prosus TNI 2025 ini dilaksanakan dalam rangka tradisi latihan RPS untuk siswa dan untuk menanamkan nilai kepahlawanan dan perjuangan Jenderal Sudirman, jelas Kapolsek. (Humas Polsek Pakualaman)

Show comments
Hide comments
No comments:
Write comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *



Back to Top