Thursday, 12 December 2024

Kapolsek Kraton pimpin pengamanan kunjungan kerja Ketua MPR RI ke Kraton Kilen Yogyakarta

 


Kapolsek Kraton AKP Dwi Pujiastuti. SH. MM memimpin pengamanan kunjungan kerja Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, didampingi Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dan Hidayat Nur Wahid, ke Kraton Kilen Yogyakarta, kediaman Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, pada Rabu (11/12/2024). Pengamanan meliputi pengaturan arus laluintas, penjagaan di lokasi kunjungan dan pengawalan.

 

Kunjungan tersebut diisi dengan diskusi mendalam yang menyentuh berbagai aspek sejarah, tradisi, dan pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

 

Dalam pertemuan ini, Ahmad Muzani, menyampaikan apresiasinya atas kesediaan Sri Sultan HB X menerima rombongan pimpinan MPR di Kraton Kilen.

 

“Alhamdulillah, hari ini Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dapat diterima oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini,” ujar Muzani.

 

Pertemuan ini menjadi momen penting untuk menggali sejarah Republik Indonesia, khususnya terkait masa perjuangan kemerdekaan.

 

Selain itu, pembicaraan juga menyinggung tradisi-tradisi yang diwariskan oleh leluhur, termasuk hal-hal sederhana seperti menjaga kesehatan.

 

“Kami berdiskusi tentang sejarah perjuangan bangsa, tradisi orang tua kita, hingga aspek-aspek kecil yang menyentuh kehidupan sehari-hari. Semua ini adalah kekayaan bangsa yang perlu terus kita jaga dan lestarikan,” kata Muzani.

 

Selain itu, pembahasan juga berfokus pada bagaimana Kraton Yogyakarta dapat terus menjadi saksi budaya dan perjalanan bangsa Indonesia yang membanggakan.

 

Ahmad Muzani menekankan pentingnya pelestarian budaya Jawa sebagai bagian dari identitas nasional.

 

“Kraton Yogyakarta adalah salah satu pusat kebudayaan yang menjadi kebanggaan bangsa. Kami berharap sinergi antara MPR RI dan Kraton dapat terus terjalin demi menjaga nilai-nilai kebangsaan agar tetap hidup,” imbuh Muzani.

 

Ahmad Muzani juga mengapresiasi peran ganda Sri Sultan HB X sebagai pemimpin adat dan kepala daerah.

 

“Tugas Ngarsa Dalem sangat berat. Di satu sisi, beliau bertanggung jawab menjaga tradisi dan kebudayaan di Tanah Jawa, tetapi di sisi lain, beliau juga harus menjalankan roda pemerintahan DIY secara efektif,” jelas Muzani.

 

Menurutnya, diskusi juga menyentuh langkah-langkah untuk memastikan pemerintahan di Yogyakarta dapat terus berjalan dengan baik dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

 

Sementara Sri Sultan HB X juga menyampaikan harapannya agar hasil diskusi dapat menjadi panduan bagi para pengambil kebijakan.

 

“Ya, harapan saya, apa yang tadi didiskusikan bisa menjadi diskusi yang hidup, dalam arti diperbincangkan oleh para pengambil kebijakan. Bagaimana ini menjadi bagian dari strategi di dalam mengikuti perkembangan zaman,” ujar Sri Sultan HB X.

 

Sri Sultan juga menyoroti tantangan dalam mempertahankan tradisi agrikultur di era modern.

 

“Tradisi itu pada awalnya dibangun dalam konteks agrikultur. Namun, sekarang sektor pertanian kita sudah menjadi bagian dari bahan baku industri. Tantangannya adalah bagaimana budaya agrikultur ini tetap mengalir dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,” katanya.

 

Sri Sultan menjelaskan bahwa petani saat ini tidak lagi bisa menanam sesuka hati, tetapi harus mengikuti jadwal yang ditentukan karena hasilnya akan menjadi bahan baku industri, seperti singkong, ubi kayu, dan lainnya.

 

“Budaya itu harus berkembang dan tumbuh seiring dengan perubahan zaman, tidak stagnan,” pungkas Sultan. (Humas Polsek Kraton)

Show comments
Hide comments
No comments:
Write comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *



Back to Top