Kapolsek Kraton AKP Dwi
Pujiastuti. SH. MM memimpin pengamanan kunjungan kerja Ketua Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Ahmad Muzani, didampingi Wakil Ketua MPR RI
Lestari Moerdijat dan Hidayat Nur Wahid, ke Kraton Kilen Yogyakarta, kediaman
Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, pada Rabu (11/12/2024). Pengamanan meliputi
pengaturan arus laluintas, penjagaan di lokasi kunjungan dan pengawalan.
Kunjungan tersebut diisi
dengan diskusi mendalam yang menyentuh berbagai aspek sejarah, tradisi, dan
pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dalam pertemuan ini, Ahmad
Muzani, menyampaikan apresiasinya atas kesediaan Sri Sultan HB X menerima
rombongan pimpinan MPR di Kraton Kilen.
“Alhamdulillah, hari ini
Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dapat diterima oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini,”
ujar Muzani.
Pertemuan ini menjadi momen
penting untuk menggali sejarah Republik Indonesia, khususnya terkait masa
perjuangan kemerdekaan.
Selain itu, pembicaraan juga
menyinggung tradisi-tradisi yang diwariskan oleh leluhur, termasuk hal-hal
sederhana seperti menjaga kesehatan.
“Kami berdiskusi tentang
sejarah perjuangan bangsa, tradisi orang tua kita, hingga aspek-aspek kecil
yang menyentuh kehidupan sehari-hari. Semua ini adalah kekayaan bangsa yang
perlu terus kita jaga dan lestarikan,” kata Muzani.
Selain itu, pembahasan juga
berfokus pada bagaimana Kraton Yogyakarta dapat terus menjadi saksi budaya dan
perjalanan bangsa Indonesia yang membanggakan.
Ahmad Muzani menekankan
pentingnya pelestarian budaya Jawa sebagai bagian dari identitas nasional.
“Kraton Yogyakarta adalah
salah satu pusat kebudayaan yang menjadi kebanggaan bangsa. Kami berharap
sinergi antara MPR RI dan Kraton dapat terus terjalin demi menjaga nilai-nilai
kebangsaan agar tetap hidup,” imbuh Muzani.
Ahmad Muzani juga
mengapresiasi peran ganda Sri Sultan HB X sebagai pemimpin adat dan kepala
daerah.
“Tugas Ngarsa Dalem sangat
berat. Di satu sisi, beliau bertanggung jawab menjaga tradisi dan kebudayaan di
Tanah Jawa, tetapi di sisi lain, beliau juga harus menjalankan roda
pemerintahan DIY secara efektif,” jelas Muzani.
Menurutnya, diskusi juga
menyentuh langkah-langkah untuk memastikan pemerintahan di Yogyakarta dapat
terus berjalan dengan baik dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Sementara Sri Sultan HB X juga
menyampaikan harapannya agar hasil diskusi dapat menjadi panduan bagi para
pengambil kebijakan.
“Ya, harapan saya, apa yang
tadi didiskusikan bisa menjadi diskusi yang hidup, dalam arti diperbincangkan
oleh para pengambil kebijakan. Bagaimana ini menjadi bagian dari strategi di
dalam mengikuti perkembangan zaman,” ujar Sri Sultan HB X.
Sri Sultan juga menyoroti
tantangan dalam mempertahankan tradisi agrikultur di era modern.
“Tradisi itu pada awalnya
dibangun dalam konteks agrikultur. Namun, sekarang sektor pertanian kita sudah
menjadi bagian dari bahan baku industri. Tantangannya adalah bagaimana budaya
agrikultur ini tetap mengalir dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman,” katanya.
Sri Sultan menjelaskan bahwa
petani saat ini tidak lagi bisa menanam sesuka hati, tetapi harus mengikuti
jadwal yang ditentukan karena hasilnya akan menjadi bahan baku industri,
seperti singkong, ubi kayu, dan lainnya.
“Budaya itu harus berkembang
dan tumbuh seiring dengan perubahan zaman, tidak stagnan,” pungkas Sultan.
(Humas Polsek Kraton)
No comments:
Write comment