Polda Daerah Istimewa
Yogyakarta kembali menggelar kegiatan Jumat Curhat di wilayah Kota Yogyakarta,
Jumat (22/11/2024). Acara ini berlangsung di Ndalem Ngabean Resto kota
Yogyakarta, dihadiri oleh Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan S.I.K.,
M.H, beserta PJU, Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Aditya Surya Dharma, S.I.K,
M.H, beserta PJU dan para Kapolsek jajaran Polresta Yogyakarta, Forkopimtren Kraton, Toga, Tomas dan warga Kraton.
Dalam sambutanya, Kapolda DIY
menyampaikan, Sebelum kita memasuki sesi tanya jawab, izinkan saya menjelaskan
sedikit tentang Jumat Curhat. Program ini merupakan kegiatan rutin kepolisian
yang kami laksanakan setiap hari Jumat. Bukan sekadar tambahan, tetapi ini
adalah kegiatan pokok yang bertujuan untuk mendengar langsung keluhan
masyarakat. Melalui Jumat Curhat, kami bisa mendapatkan informasi yang mungkin
tidak tercatat di data resmi atau laporan yang masuk melalui kantor polisi
maupun media sosial.
Dalam forum ini, kita tidak
hanya membahas masalah-masalah utama seperti keamanan (Kamtibmas), tetapi juga
persoalan sosial yang terkait. Diskusi ini menjadi kesempatan bagi kita semua
untuk saling bertukar informasi dan menciptakan solusi bersama demi kemajuan
Yogyakarta.
Yogyakarta dikenal sebagai kota
pelajar, budaya, dan pariwisata. Kehidupan masyarakat di sini sebagian besar
bergantung pada dua sektor utama tersebut. Oleh karena itu, keamanan adalah
prioritas utama. Sebagus apa pun sekolahnya atau semenarik apa pun destinasi
wisatanya, jika Yogyakarta tidak aman, orang tua tidak akan mengirim anak
mereka untuk belajar di sini, dan wisatawan pun akan enggan berkunjung.
Saat ini, berdasarkan data kami
Kota Yogyakarta telah mencapai nol kasus klitih. Di Sleman, masih terdapat 1- 2
kasus, dan Bantul juga sudah mencapai nol. Kami terus melakukan berbagai upaya
preventif dan represif untuk menekan angka kriminalitas, termasuk memastikan
kondisi di Sleman juga akan segera aman dalam waktu dekat.
Terkait dengan istilah klitih,
perlu diluruskan bahwa ini bukan sekadar aktivitas jalanan biasa. Sebenarnya,
pelaku klitih adalah bagian dari kelompok geng yang telah ada sejak tahun 2007.
Geng-geng ini memiliki struktur, aturan, dan motivasi tertentu, seperti
menaikkan nama geng atau mendapatkan keuntungan ekonomi.
Fenomena ini bukanlah sesuatu
yang muncul begitu saja. Sebagian besar pelaku adalah anak-anak yang kehilangan
perhatian di rumah atau tidak mendapatkan pengakuan di lingkungan sekolah.
Ketika nilai akademis menjadi satu-satunya ukuran kesuksesan, anak-anak yang
tidak mampu bersaing merasa terpinggirkan. Dalam kondisi tersebut, mereka mencari
pengakuan dari geng-geng yang memberikan apresiasi, meskipun itu dalam bentuk
kekerasan.
Peran ibu sangat penting dalam
mencegah anak-anak terjerumus ke dalam lingkungan negatif. Sebagai orang tua,
kita harus lebih memperhatikan potensi anak di luar nilai akademis. Jika anak
Anda memiliki keahlian di bidang seni, olahraga, atau keterampilan lain,
berikan dukungan. Jangan jadikan nilai rapor satu-satunya tolok ukur
keberhasilan.
Upaya Penanganan dan Sinergi, Kami
telah melakukan banyak langkah preventif, termasuk Menggerebek
kelompok-kelompok yang baru berkumpul sebelum mereka melakukan aksi. Menjalankan
program pembinaan bagi pelaku remaja yang terlibat. Dan mengamankan para pelaku
dewasa dengan proses hukum tegas.
Namun, ini bukan hanya tugas
polisi. Kami membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk orang tua, guru,
dan masyarakat.
Pastikan anak pulang sebelum
jam 10 malam. Jika tidak, segera laporkan kepada kepala dusun untuk tindak
lanjut. Jika anak tetap membandel, jangan ragu meminta bantuan kepada pihak
kepolisian. Kami siap membantu memastikan anak-anak tidak terjebak dalam
lingkungan berbahaya.
Terkait Pilkada, saya ingin
mengingatkan bahwa Yogyakarta adalah kota yang sangat bergantung pada citra
aman dan damai. Keributan pasca-pemilu akan merusak reputasi kita di mata
wisatawan dan investor. Mari kita jaga suasana tetap kondusif, apa pun hasilnya.
Sebagai tambahan, Yogyakarta
juga sedang fokus pada program ketahanan pangan, seperti Kelompok Wanita Tani
(KWT). Program ini bertujuan mempersiapkan masyarakat menghadapi tantangan
global, seperti perubahan iklim, sekaligus mendukung kebutuhan pangan lokal.
Kami berharap kegiatan ini dapat berkembang menjadi sumber penghasilan tambahan
bagi masyarakat.
Bapak/Ibu sekalian, mari kita
bersama-sama menjaga keamanan, mendukung pendidikan, dan menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi Yogyakarta. Apabila ada hal yang ingin disampaikan atau
ditanyakan, silakan sampaikan. Kami siap berdiskusi dan mencari solusi bersama.
Dalam diskusi ini, Kapolda
dengan terbuka menjawab setiap pertanyaan, memberikan solusi, serta menerima
masukan dan kritik dari para hadirin. Semua masukan tersebut akan dijadikan
bahan evaluasi untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan Polri kepada
masyarakat. Mari kita bersinergi untuk menciptakan Yogyakarta yang lebih aman,
nyaman, dan harmonis bagi kita semua.
Kegiatan Jumat Curhat yang dilakukan oleh Polda DIY ini
mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat, karena dianggap sebagai bentuk
nyata dari upaya Polri untuk mendengarkan dan menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat.
Acara Jumat Curhat ditutup dengan penyerahan bantuan
sosial berupa puluhan paket sembako secara simbolis kepada kepada 3 perwakilan
warga masyarakat Kemantren Kraton, sebagai wujud kepedulian Polda DIY
terhadap kesejahteraan masyarakat setempat. (Humas Polresta Yogyakarta)
No comments:
Write comment