Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Yogyakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Senin (21/8) di Royal Darmo. FGD tersebut membahas upaya pencegahan penyebaran informasi palsu (hoax) di media menjelang Pemilu 2024.
Anton Wahyu Prihartono, Ketua AMSI Yogyakarta, mengatakan bahwa AMSI merasa perlu mengambil inisiatif dalam menghadapi Pemilu 2024 dan mencegah potensi penyebaran hoaks melalui media. Dalam hal ini, peran media atau pers sangatlah strategis.
Anton melanjutkan, para media di Jogjakarta berkomitmen untuk melawan hoaks dan menyajikan berita atau jurnalisme yang berkualitas. Meskipun pihak kepolisian telah melakukan pemetaan terhadap potensi kerawanan, media mungkin tak sengaja menghadirkan konten-konten yang bersifat klikbait atau belum terverifikasi dengan fakta. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pengingat bahwa praktik jurnalisme harus tetap mengacu pada kode etik dan undang-undang pers.
AMSI sendiri telah beberapa kali menyelenggarakan pelatihan dalam cek fakta atau metode prebanking dan debanking. Pelatihan tersebut melibatkan berbagai media, bukan hanya anggota AMSI, sebagai upaya menghadapi hoaks, melawan penyebaran hoaks, serta mempersiapkan diri menghadapi potensi hoaks menjelang pemilu.
Sementara itu, dalam penyampaian kasubdit 1 Ditintelkam Polda DIY, AKBP Muhammad Nawawi, dibahas perbandingan kasus hoaks antara tahun 2019 dengan proyeksi ke tahun 2024. Meskipun kasus hoaks diperkirakan akan menjadi minoritas, kerjasama antara AMSI dan pihak kepolisian tetap diperlukan dalam rangka penanganan kegiatan yang mungkin tidak selalu sesuai dengan kebenaran.
Antisipasi dari polda dalam arti kegiatan kita juga punya kegiatan-kegiatan fungsi intel masalah inteltek maupun di humas juga ada, bersama stakeholder juga ada media bersama-sama untuk membasmi dalam arti kegiatan hoax pada pemilu 2024,” tandasnya.
No comments:
Write comment