Tuesday, 22 March 2022

Rapat Koordinasi Kemantren Mergangsan dengan TKPK

 


Polsek MG. Dalam penanggulangan kemiskinan di Pendopo Manunggal Kemantren Mergangsan Yogyakarta telah berlangsung Rapat Koordinasi Pengentasan Kemiskinan yang diselenggarakan pihak Kemantren Mergangsan dengan mengundang peserta pihak TKPK (Team Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan) wilayah Kemantren Mergangsan Kota Yogyakarta. Selasa 22/3/2022.

Adapun kegiatan yang hadir dalam acara tersebut adalah Bapak Pargiat ,S.IP. Mantri Pamong Praja Kemantren Mergangsan, Ibu Emakulata Dewi Penggerak Swadaya Masyarakat Mergangsan, Ibu Siti Mahmudah Kepala Jawatan Sosial Mergangsan dan  Petugas TKPK Mergangsan sejumlah 30 orang.

Panit Intel Ipda Zaenudin ditempat terpisah mengatakan dalam rapat koordinasi tersebut adalah untuk mereview data para penerima bantuan sosial di wilayah Kemantren Mergangsan Yogyakarta dan data yang bersumber dari GPKS & KSJ PS (keluarga sasaran jaminan perlindungan sosial). Menurut data masyarakat penerima PKH dan KMS di wilayah Kemantren Mergangsan Yogyakarta dari Kelurahan Keparakan 2.635 penduduk ada 870 orang warga miskin, Kelurahan Wirogunan 2.125 penduduk ada 707 orang warga miskin dan Brontokusuman 1.601 penduduk ada 542 orang warga miskin.

Dari data tersebut masih tingginya tingkat kemiskinan di wilayah Kemantren Mergangsan Kota Yogyakarta menjadi keprihatinan kita semua. Berbagai alasan masyarakat mendaftarkan KMS dengan alasan untuk bersekolah putranya. Validitas data kemiskinan tersebut adanya kerancuan dalam menerapkan indikator warga miskin pihak TKPK (Team Koordinasi Penanggulangan kemiskinan) karena problem dilapangan tidak adanya acuan yang jelas dan kurangnya koordinasi dengan pihak pemerintahan serta data kemiskinan juga hanya sebagai komoditas politik para anggota dewan sebagai bahan pikiran pokok dewan untuk bahan dalam rapat dewan.
 
Bahwa masih tingginya kemiskinan di wilayah Kota Yogyakarta umumnya dan Kecamatan Mergangsan pada khususnya bukan pada indikator materialnya yang menjadi persoalan adalah mental dari sebagian warga yang mengharapkan bantuan sosial dari pemerintah pada hal sebagian warga tersebut secara materi masih mampu dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Ucap Ipda Zaenudin.

Show comments
Hide comments
No comments:
Write comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *



Back to Top