Monday, 13 December 2021

Peringatan Hari Nusantara Tahun 2021 Daerah Istimewa Yogyakarta


Pada hari Senin tanggal 13 Desember 2021 pukul 08.00 wib s/d 08.35 wib di Stadion Mandala Krida Yogyakarta telah berlangsung giat Upacara dalam rangka Peringatan Hari Nusantara Tahun 2021 Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan penanggung jawab upacara  Letkol laut Agus Sulistyo Budi SH yang diikuti 100 personil gabungan TNI/ POLRI,PNS dan Basarnas. Selaku Inpektur Upacara Kapolda DIY. 

Adapun perangkat upacara peringatan hari Nusantara 2021 DIY sbb : 

1. Irup : Kapolda DIY. 
2. Komandan upacara : Mayor laut Siswanto SH. 
3. Perwira upacara : Kapten laut (S) Edy Kumiyanto. 
4. Pembawa acara : Pelda Rum. 
5. Peserta upacara : 
    - 1 regu korem 072 / PMK. 
    - 1 regu lanal. 
    - 1 regu Lanud Adisutjipto. 
    - 1 regu Ditpolairud Polda DIY. 
    - 1 regu ASN. 
    - 1 Regu Basarnas DIY. 
    - 1 regu paskibraka DIY. 
    - 1 regu korsek. 

Hadir dalam peringatan hari Nusantara tahun 2021 ini : 
1. Dan lanal DIY (Kol laut Damayanti ) 
2. PLH Kajati ( Rudi Margono SH. M.Hum ). 
3. Lalu Wahyu Efendi ( Basarnas ). 
4. Kol. infantri Heri Dwi Subglagyo ( Kas Rem  072 / PMK ). 
5. Kombes Pol. Purwadi WN ( Kapolresta). 
6. Letkol Udara Halimin ( perwakilan AU ). 
7. Kol Yaris ( perwakilan AU ). 
8. Kepala dinas kelautan. ( Bayu Mukti Sasongko ). 
9. Kepala dinas Kominfo ( Setyo legowo ). 
10. Anton prabu ( DPRD Prop DIY ). 

Susunan acara upacara hr Nusantara : 
1. Komandan upacara memasuki lapangan upacara. 
2. Inpektur upacara memasuki lapangan upacara. 
3. Penghormatan pasukan. 
4. Laporan komandan upacara. 
5. Pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya. 
6. Mengheningkan cipta dipimpin oleh Inpektur upacara. 
7. Pembacaan teks Pancasila. 
8. Amanat. 
9. Pembacaan UUD 45 oleh Inpektur upacara. 
10. Menyanyikan lagu mars kepulauan. 
11. Pembacaan Doa. 
12. Andhika Bayangkari. 
13. Lapiran komandan upacara. 
14. Penghormatan pasukan. 
15. Inpektur upacara meninggalkan lapangan upacara. 
16.Perwira upacara laporan kepada Inpektur upacara.
17. Upacara selesai tamu diistirahatkan. 

Amanat peringatan hari Nusantara dari gubernur DIY yang dibacakan oleh Inpektur upacara : 

Assalammualaikum wr. wb.
Salam sehat sejahtera untuk kita semua,

Seluruh peserta upacara dan masyarakat  Daerah Istimewa Yogyakarta yang saya hormati dan saya banggakan,

Peringatan Hari Nusantara tidak terlepas dari proses perjuangan untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan, yang dicetuskan melalui “Deklarasi Djoeanda” tanggal 13 Desember 1957. Konsep deklarasi ini mendasari perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi rezim negara kepulauan atau “Archipelagic State”. 

Pengakuan sebagai negara kepulauan mengandung filosofi yang sangat mendasar, walaupun prosesnya memang tidak gampang—dan bahkan mendapat tantangan dari negara-negara besar di dunia. Namun berkat gigihnya perjuangan selama 25 tahun, konsep Indonesia sebagai negara kepulauan diakui secara internasional setelah United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) disahkan pada tanggal 10 Desember 1982 melalui Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.

Republik Indonesia-pun telah meratifikasinya dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985, hingga selanjutnya UNCLOS resmi berlaku pada tahun 1994. Atas dasar inilah Negara Indonesia memandang laut sebagai jati diri bangsa sekaligus sebagai pemersatu dan perekat bangsa.

Terkait kohesi sosial dan persatuan nasional, saya selalu teringat pada apa yang pernah disampaikan Bung Karno:  "Dari Sabang sampai Merauke bukanlah sekedar menggambarkan satu geographisch begrip. Dari Sabang sampai Merauke bukanlah sekadar satu geographical entity. Ia adalah merupakan satu kesatuan kebangsaan. Ia adalah satu national entity. Ia adalah pula satu kesatuan kenegaraan, satu state entity yang bulat-kuat. Ia adalah satu kesatuan tekad, satu kesatuan ideologis, satu ideological entity yang amat dinamis”. 
Dan saat ini, kedaulatan geografis bangsa semakin dipertegas dengan garis imajiner vertikal dari Miangas sampai Pulau Rote. Inilah sejatinya lini kedaulatan yang harus kita jaga, dengan prinsip “unifier by the sea”— lautan sebagai simpul pemersatu ribuan nusa dan samudra menjadi halaman rumah kita.

Kita memang patut berbangga dengan berbagai fakta sejarah kemaritiman Nusantara, seperti yang tertuang dalam bait lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”. Dan saat ini, menjadi tugas kita bersama untuk menyempurnakan legasi masa lampau dengan memberdayakan potensi kemaritiman, melalui kaderisasi insan-insan samudera masa depan, seiring dengan potensi bonus demografi tahun 2030, dilandasi tekad “prosperity by the sea—sejahtera dari samudra” atau dalam pandangan ke-Yogya-an diwujudkan dalam semangat transformasi Among Tani Dagang Layar. 

Peserta upacara dan masyarakat DIY yang saya banggakan, Beranjak dari titik tolak pemikiran itulah, Saya mengajak kita semua untuk memperingati Hari Nusantara tahun ini, sebagai momentum untuk bangkit dan memulihkan kondisi dari keterpurukan multidimensi akibat pandemi. Jelas, kita butuh speed recovery, dilandasi rasa peduli pada sesama, dengan segala doa dan daya upaya, menjadikan semua yang sudah kita lalui sebagai sebuah pembelajaran dan proses mengasah budhi. Kebangkitan sudah selayaknya kita mulai dan kita kawal bersama-sama, selaras dengan isyarat luhur yang tersemat dalam candra sengkala 2021 yang mencerminkan nilai-nilai:  Landing Driyo Pambuko Budhi dan Tyas Manembah Ambrasto Cintroko. 

Inilah saat yang tepat untuk menggali dan mengoptimalkan setiap potensi agar roda pembangunan kembali bergulir, dan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dapat berjalan lagi selaras dengan tatanan new normal. Di bidang kesehatan, kita harus tetap konsisten menerapkan protokol 5M, sebagai prasyarat agar sistem kesehatan tetap stabil dan kesehatan masyarakat tetap terjaga.

Memang, kondisi pandemi terus berangsur membaik sampai medio Desember 2021. Meskipun begitu, masyarakat harus selalu sadar dan mengerti, bahwa merekalah subjek utama pemulihan dari pandemi ini. Masyarakat harus berdispilin dan mandiri dalam menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. “Yitno Yuwono, Leno Keno”—sedikit kelengahan dapat membuyarkan seluruh kerja keras yang sudah dilakukan sampai sejauh ini.

Di bidang ekonomi dan pariwisata, pemulihan dilakukan dengan membuka lagi titik-titik transaksi secara bertahap, serta penguatan sektor bisnis, UMKM, dan ekonomi kreatif yang dikembangkan dengan karakter ekonomi inklusif Pancasila khas Indonesia. Jelas, diperlukan pendekatan “not business as usual” semisal dengan menerapkan konsep “blue ocean strategy” yang mengutamakan kreativitas para pelaku usaha. Memang tidak mudah untuk mengimplementasikannya, karena diperlukan kecerdasan dalam melihat ceruk pasar, keharusan menciptakan inovasi, dan adanya dukungan masterplan jangka panjang yang solid.

Di bidang teknologi, kita harus mengembangkan konsep-konsep sharing economy, internet of things, e-commerce, financial technology, dan artificial intelligence yang menjadi pilar Revolusi Industri Keempat. Tak pelak lagi, daulat teknologi harus segera dirintis, agar kita tidak selalu tergantung kepada pengembang luar negeri.

Di bidang layanan publik dan pemerintahan, reformasi birokrasi harus linier dengan upaya membentuk karakter SMART ASN. Hal ini dapat dioptimalkan dengan mengubah mindset dari “Pangreh Projo”—yang berorientasi melayani pejabat pemerintah menjadi karakter “Pamong Praja” yang sebesar-besarnya melayani masyarakat. Karakter Smart ASN yang terdiri atas nilai-nilai integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality dan entrepreneurship, serta memiliki jaringan luas, akan membawa Indonesia ke tahap implementasi Birokrasi 4.0, beriringan dengan Revolusi Industri 4.0, dan sekaligus menjadi modalitas menuju 5.0 Society.

Peserta Upacara sekalian, Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Jika memang kita dapat benar-benar menghayati setiap hikmah kehidupan dan mengakumulasinya, maka Insya Allah kita akan segera bangkit dan meneruskan lagi ikhtiar pengabdian kepada Ibu Pertiwi, dengan modal sosial karakter ke-Nusantara-an dan ke-Indonesia-an kita.

Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa berkenan melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Selamat Hari Nusantara! Majulah Indonesia! “Jalesveva Jayamahe” —Di Laut Kita Berjaya.

Show comments
Hide comments
No comments:
Write comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *



Back to Top