Yogyakarta - Mengupas problematika remaja yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah, takkan kunjung habis. Lika liku masalah "Klitih" menjadi trending topik di sejumlah media sosial sebagai massive power yang tak kenal arah bisa melindas apa saja yang ada di hadapannya. Seruan kata Klitih sudah dimana mana dulu memiliki arti positif langsung seketika berubah menjadi konotasi yang benar benar negatif bahkan menjadi teror.
Komisaris Besar Polisi Heru Rudi Susanto SH MHum yang menyanding jabatan Dir Binmas Polda DIY merasa terpanggil untuk menyampaikan secara gamblang akan kasus Klitih yang telah menjadi perhatian publik di Indonesia. Mengapa demikian?. Banyak dari kalangan atas maupun tokoh masyarakat bisa menyebutkan Kota Yogyakarta sebagai Barometernya Sitkamtibmas di Indonesia. Ketika Kota Budaya, Kota Pendidikan, Kota Pariwisata dan terakhir yang paling dijunjung tinggi adalah Kota Jogja sebagai "CITY OF TOLERAN" harus tergerus dan tercemar oleh perilaku kriminal Anirat alias Klitih.
Solusi yang dihadirkan Polri untuk menangkal Klitih yaitu mengedepankan sistem preemtif di sekolah-sekolah dengan melibatkan personil Bhabinkamtibmas di setiap Kecamatan. Sebnyak 160 SMA, 43 SMK dan 219 MA bukan jumlah yang terbilang sedikit agar Polri dapat memantau kegiatan yang ada di sekolah. Masalah Geng Pelajar (Senior Alumni) menjadi sumber utama keberadaan masalah ini dengan imbangan pola antisipasi tindak pidana pelajar yaitu Intervensi 2 Bhabinkamtibmas. Pelibatan FKPD, pembacaan ikrar hingga Atensi Kapolda DIY menjadi senjata yang dirancang untuk melawan teror kejahatan. Pelajar diajak untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar kepada siapa berteman dan juga agar terus membangun diri untuk menangkal tindak kriminal. Ancaman Hukuman berat siap dijatuhkan apabila para pelajar tetap bernekat jahat.
Acara yang diadakan oleh SMA 2 BOPKRI Kota Yogyakarta di Universitas UKDW merupakan PLS ( pengenalan lingkungan sekolah). Dalam kegiatan tersebut, tak hanya melibatkan pihak guru dan siswa saja, tetapi mengikutsertakan orangtua sebagai bukti tanggung jawab. Dir Binmas mengedukasi pelajar dengan diputarnya film pendek Bahaya Tindak Kriminal Pelajar serta pertunjukan karawitan langgang Jawa yang dibawakan siswa khusus dari papua. melengkapi Kegiatan yang berlangsung hari ini Rabu, 19 Juli 2017 diputar juga Testimoni mantan pelaku Klitih yang modus dan motifnya untuk mendapatkan keuntungan dan mendapat sebuat Jagoan di mata teman-temannya.
No comments:
Write comment